Mulai karier itu sering dibesar-besarkan—seolah harus ada plot twist setiap minggu. Padahal, banyak hal yang bisa kita lakukan supaya perjalanan kerja awal terasa lebih mulus dan masuk akal. Di artikel ini aku akan berbagi tips praktis, pengalaman (sedikit dramatis tapi nyata menurut versi aku), dan sumber-sumber pelatihan yang pernah aku coba untuk melewati fase “baru lulus bingung” tanpa harus ikut sinetron kehidupan profesional.
Peluang Kerja: Kenali medan sebelum melangkah (deskriptif)
Pertama, jangan cari kerja sekadar karena “ada lowongan”. Kenali industri yang kamu minati—apa tren skill-nya, siapa pemain besar, dan jenis posisi entry-level yang sering dibuka. Misalnya, di bidang digital marketing peluangnya banyak: content creator, social media officer, analyst. Di bidang teknologi, ada QA tester, support engineer, hingga junior developer. Aku sendiri sempat coba beberapa posisi freelance dulu untuk tahu mana yang paling cocok buatku sebelum komit ke satu jalur.
Sumber peluang kini banyak di platform online, grup komunitas, maupun portal karier kampus. Salah satu yang pernah kujajal dan nyaman dipakai adalah recrutajovem—fiturnya membantu sekali untuk ngefilter posisi yang cocok buat pemula dan sering ada rekomendasi pelatihan yang relevan juga.
Mau cari kerja tapi nggak tahu mulai dari mana? (pertanyaan)
Banyak yang nanya ke aku: “Gimana sih mulai melamar kalau pengalaman masih minim?” Jawabnya: fokus ke transferable skills. Komunikasi, kerja tim, manajemen waktu—semua itu bisa kamu tunjukkan lewat proyek kampus, kegiatan organisasi, atau kerja part-time. Buat portofolio sederhana, bahkan kalau kamu bukan desainer: kumpulkan case study singkat tentang proyek yang kamu kerjakan, problem yang diselesaikan, dan hasilnya.
Selain itu, jangan remehkan magang atau program traineeship. Mungkin gajinya belum ideal, tapi pengalaman langsung dan jaringan yang terbentuk bisa jadi jalan pintas untuk dapat posisi tetap. Ingat juga untuk aktif bertanya dan minta feedback—itu investasi yang seringkali lebih berharga daripada nominal gaji pertama.
Nah, begini cara aku ngulik skill biar nggak ketinggalan (santai)
Secara jujur, aku pernah stuck tiga bulan setelah lulus. Yang membantu aku keluar dari kebingungan itu: buat jadwal belajar mini. Dua jam setiap malam untuk kursus online, satu proyek kecil per bulan, dan meetup komunitas tiap dua minggu. Cara ini bikin proses belajar lebih ringan dan konsisten. Aku ambil kursus singkat tentang analitik dasar dan storytelling—ternyata kombinasi itu bikin aku terlihat lebih “berguna” di beberapa wawancara.
Ikut komunitas juga penting. Di sana kamu bisa tukar pengalaman, minta review CV, atau sekadar dengar cerita orang yang baru naik jabatan. Aku pernah dapat mentor nggak resmi dari seseorang yang kuberi kopi saat meetup—singkat cerita, beberapa bulan kemudian dia merekomendasikanku untuk posisi junior di timnya.
Pelatihan, sertifikat, dan soal investasi waktu
Tidak semua sertifikat harus diambil. Pilih pelatihan yang jelas outcome-nya: apakah kamu bisa membuat portofolio, menyelesaikan proyek nyata, atau mendapatkan sertifikat yang diakui industri. Banyak kursus gratis atau terjangkau yang fokus pada skill kerja nyata—seperti data basics, UX writing, atau digital ads. Sisihkan waktu untuk praktik, karena teori tanpa praktik cuma bikin kamu paham tapi belum siap kerja.
Juga, jangan lupa soft skill. Kemampuan negosiasi gaji, presentasi, dan manajemen konflik sering diabaikan, padahal ini yang bikin hari kerja lebih minim drama. Latihan sederhana: presentasikan satu proyek ke temanmu setiap bulan dan minta kritik tajam. Percaya deh, itu efektif.
Penutup: tetap realistis, tapi jangan takut ambil langkah
Mulai karier tanpa drama bukan berarti tanpa hambatan. Akan ada salah langkah, ghosting dari HR, atau proyek yang gagal. Yang penting adalah bagaimana kamu bangkit, ambil pelajaran, dan terus bergerak. Jadikan setiap pengalaman—walau kecil—sebagai batu loncatan. Dan kalau butuh referensi lowongan atau pelatihan yang ramah pemula, coba intip recrutajovem untuk ide posisi dan kursus yang relevan.
Kalau ada yang mau cerita fase awal kariernya atau minta saran CV sederhana, tinggal tulis di komentar atau DM. Aku senang baca pengalaman orang lain dan percaya banget, kita bisa mulai karier tanpa drama—dengan sedikit strategi, konsistensi, dan teman yang asyik buat curhat.