Saat lulus, banyak dari kita ngerasa: “Oke, sekarang harus ngapain?” Tenang. Kamu nggak sendirian. Karier itu bukan lari 100 meter; lebih mirip jalan santai yang kadang nemu tanjakan. Pertama-tama, kenali minat dan kekuatanmu. Bukan cuma jurusan di ijazah, tapi aktivitas yang bikin kamu lupa waktu. Buat daftar kecil — tiga hal yang kamu suka, tiga skill yang kamu punya, dan tiga hal yang pengen kamu pelajari.
Setelah itu, susun langkah konkret. Misal: belajar tool X selama sebulan, ikut kursus singkat, daftar magang, atau hubungi orang di industri lewat LinkedIn. Kecil-kecil, konsisten. Tiga puluh menit setiap hari lebih manjur daripada belajar marathon satu hari. Dan ingat: pengalaman itu nggak selalu harus bayar mahal. Ada banyak workshop gratis atau komunitas yang bisa kamu masuki.
Pernah dengar pepatah, “Lebih baik bertindak walau salah, daripada tetap di tempat tanpa mencoba”? Itu bener. Banyak kesempatan hilang karena kita takut salah atau malu. Waktu pertama kali aku ngirim email ke orang penting buat minta saran, tangan sempat gemetar. Hasilnya? Dia bales ramah, kasih insight, dan malah menawarkan satu sesi mentoring. Ya, itu terjadi karena aku berani ngetik dan kirim. Simple, kan?
Coba juga latihan interview dengan teman. Buat portofolio kecil dari proyek pribadi. Gak perlu mewah. Satu halaman web, satu artikel blog, satu desain poster — itu sudah bukti nyatamu. Dan kalau belum dapat kerja yang diimpikan, anggap saja itu proses kurasi. Setiap “gagal” itu pelajaran. Perbaiki, ulang, dan terus jalan.
Ini bagian nyeleneh tapi real. Kopi? Ya, sering jadi mood booster pas kerja lembur. Koneksi? Jelas, jaringan itu penting. Kode? Bukan cuma programming, tapi kode etik kerja: disiplin, komunikasi, dan tanggung jawab. Gabungan ketiganya bikin kamu terlihat bukan cuma pintar, tapi juga bisa diandalkan.
Bangun jaringan tanpa harus pamer. Datang ke meet-up, acara komunitas, atau diskusi online. Kadang obrolan santai di acara lokal bisa membuka peluang magang atau proyek freelance. Kalau lagi cari pelatihan atau lowongan buat pemula, coba intip platform yang fokus ke talent muda — ada banyak sumber yang membantu menyambungkan kamu dengan employer dan program pelatihan.
Investasi waktu untuk pelatihan sering terasa berat, apalagi kalau uang pas-pasan. Tapi pikirkan: keterampilan baru bisa balik berkali-kali lipat lewat gaji lebih tinggi atau peluang kerja lebih bagus. Pilih pelatihan yang sesuai dengan target kariermu. Kalau kamu mau masuk bidang digital marketing, belajar SEO dasar, analytics, dan content creation lebih berguna daripada ikut kursus yang terlalu umum.
Buat rencana belajar yang realistis. Catat progress. Bukan karena harus pamer di medsos, tapi supaya kamu bisa lihat perkembangan diri. Kadang motivasi turun, wajar. Balik lagi ke alasan awal kenapa kamu mulai belajar. Kalau masih bingung cari pelatihan yang pas, ada website dan komunitas yang khusus bantu anak muda cari jalur karier — kadang mereka juga punya info beasiswa atau program magang yang cocok.
Aku kenal beberapa teman yang kariernya nggak mulus tapi inspiratif. Ada yang mulai dari jadi barista, lalu belajar UX design lewat kursus malam, dan sekarang kerja di startup. Ada yang praktek freelance sambil nunggu kerja tetap, akhirnya kliennya nambah, dan sekarang dia punya tim kecil. Intinya: langkah kecil itu nyata. Nggak perlu nunggu momentum sempurna.
Kalau mau, catat satu langkah yang bisa kamu ambil minggu ini: kirim email ke mentor, daftar kursus singkat, atau buat satu proyek portofolio. Lakukan. Ulangi. Rayakan kemenangan kecil. Dunia kerja mungkin terasa luas dan menakutkan, tapi tiap langkah kecil membuka peluang besar. Lagi ngopi? Sip kan. Ayo mulai jalan.
Kalau butuh referensi buat peluang dan pelatihan khusus anak muda, cek recrutajovem — siapa tahu ada yang cocok buat kamu.
Catatan kecil dari seorang pemula yang lagi menata karier. Gue baru saja selesai kuliah dan…
Langkah Awal yang Serious: Menata Karier Pemula Sejak lulus kuliah, karier terasa seperti labirin yang…
Langkah Awal Karier Pemula Langkah Awal Karier Pemula: Peluang Kerja, Pelatihan, dan Inspirasi Anak Muda…
Apa langkah pertama menuju karier yang layak? Saya dulu merasa karier itu seperti tujuan yang…
Deskriptif: Mengurai Peluang, Pelatihan, dan Perjalanan Dimulai dari Satu Langkah Dunia kerja untuk pemula terasa…
<pAku memulai perjalanan karier dulu dengan perasaan campur aduk: antara semangat yang membuncah dan rasa…